Menu

29 October, 2009

Bener Nggak Sumpah Pemuda Mulai Dilupakan?

Hari kemaren merupakan tahun Sumpah Pemuda. Namun hal yang disayangkan adalah generasi muda Indonesia banyak yang udah nggak ngerti makna dari Sumpah Pemuda. Bahkan sebagian generasi masa kini, ada yang nggak hafal dengan poin-poin sumpah pemuda yang lahir dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.

Masa ia sech? Guawat bangets khan?

Banyak hal yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia untuk memperingati hari bersejarah ini, misalnya, menggelar aksi di dalam skul, de el el yang berhubungan dengan peringatan and memaknai Sumpah Pemuda.

Ini nech ada beberapa hal yang bisa qta petik hikmahnya di balik rangkaian kegiatan memeperingati hari Sumpah Pemuda: diantaranya, Sumpah Pemuda di sebagian besar masyarakat hanya dianggap sebagai pelajaran sejarah aja, sehingga nggak ditanamkan dalam jiwa masing-masing penghayatanya. Kemudian, masih banyak masyarakat yang belum paham makna dari sumpah pemuda. Seterusnya, Sumpah pemuda selalu diidentikkan dengan jiwa pemberontakkan.

Sungguh amat disayangkan, kondisi pemuda sekarang ini. Bagaimana mereka mau mengamalkan Bhineka Tunggal Ika, sedangkan pada satu almamater skul aja masih ada dinatara mereka yang saling bermusuhan and baku hantam. Nggak bangets dech!!!!

Untuk kembali menyegarkan ingatan qta, kembali baca dan pahamilah isi dari teks sumpah pemuda dibawah ini:

POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA.

Kerapatan Pemoeda-Pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja: Jong Java, Jong Sumatranen Bond (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen Pasoendan, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia; membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 October tahoen 1928 dinegeri Djakarta; sesoedahnja mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan dalam kerapatan tadi; sesoedahnja menimbang segala isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini; kerapatan laloe mengambil poetoesan:

PERTAMA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH-DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.

KEDOEA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

KETIGA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA.

Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia;

mengeloearkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatoeannja:

kemaoean

sejarah

bahasa

hoekoem-adat

pendidikan dan kepandoean;

dan mengeloearkan pengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan dimoeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.

Gimana sekarang udah baca POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA. Lalu apakah qta-qta masih ada nggak mo mengenal kerja keras para pemuda Indonesia?

Kalo nggak mo, bergegaslah wahai pemuda untuk segera membakar api semangat.

Apa perlu semangat pemuda diletupkan? Perlu bangets!!! Semangat and jiwa Sumpah Pemuda perlu digelorakan kembali dalam jiwa kaum muda sekarang. Masalahnya, masa depan bangsa ini terletak pada etos kerja and semangat kaum muda. Dalam sejarah bangsa manapun di dunia, kaum muda tetap menduduki posisi penting pada setiap perubahan tatanan sosial. Ini juga terjadi di Indonesia.

Arah and perjuangan bangsa terletak pada sikap kritis dari kaum muda. Perbaikan keadaan yang buruk tertumpu pada kaum muda. Akan lebih tragis jika kaum muda terpengaruh and menuruti jejak keadaan bangsa yang memburuk. Ini nggak qta kehendaki. Kaum muda adalah harapan seluruh warga, sama dengan harapan di masa lalu, saat Sumpah Pemuda dikumandangkan. Gelora and semangat kaum muda juga dituntut di masa sekarang, tapi dalam bentuk laen, dengan tujuan memperbaiki kondisi bangsa Indonesia.

Berjuanglah wahai pemuda –khususnya yang ada di skul-skul. Jangan sia-siain hidup. Idup ini sekali. Kata penyair angkatan 45 ‘Chairil Anwar’ Sekali berarti, sudah itu mati.

Karenanya wahai pemuda, belajarlah terus, belajarlah, belajarlah…!

No comments: